• Fulan Fehan NTT

  • Pantai pasir putih Atapupu

  • Padang Savana fulan Fehan

Rabu, 02 November 2022

Kain tenun Tais Belu

Festival Wonderful Indonesia di PLBN Motaain menjadi etalase terbaik kain tenun Atambua. Digelar 17-18 Agustus 2019, beragam corak dan motif kain tenun Atambua menghiasi event tersebut. Keberadaannya pun digemari dan diburu pengunjung. "Kain tenun Atambua menjadi sebuah mahakarya terbaik bagi wisatawan. Kain ini pun sangat terkenal di mancanegara. Kain ini selalu laris di berbagai pameran yang diadakan diluar negeri," 

Wajar jika kain yang lebih dikenal Tais Belu begitu digemari. Coraknya yang khas, warna yang menarik membuatnya begitu menonjol. Apalagi Tais Belu dibuat dengan bahan-bahan alami yang berkualitas. Benangnya dibuat dari kapas. Pemawarnya dibuat dari berbagai pewarna alam. Pewarna alami yang digunakannya antara lain daun jati, batang mahoni, indigo vera, suji, kunyit, akar mengkudu dan daun pucuk jati.

kain tenun ini bukanlah kain biasa. Tais Belu memiliki fungsi kuat dalam kehidupan adat masyarakat Atambua. Dari mulai untuk mas kawin, pesta maupun kematian. Dahulu, kerajinan tenun lebih merupaan produksi sambilan terutama di musim kemarau. Pengerjaannya khusus oleh kaum wanita demi kebutuhan adat dan diperjual belikan di kalangan sendiri. Tadinya nilai kain dalam konteks ini lebih ditentukan oleh nilai adat dan bukan berdasarkan harga pasar. Seiring perkembangan, kini Tais Belu berkembang menjadi buah tangan yang digemari. Menenun adalah kehidupan, untuk mengais rezeki sekaligus upaya melestarikan budaya adat setempat. Kemampuannya menenun pun didapatkannya dari sang mama. Dalam satu bulan dirinya mampu menjual 30 sampai 50 helai kain. Bahkan tak jarang dirinya mendapat pesanan dalam jumlah banyak dari Timor Leste. Maklum secara adat budaya, Atambua dan Timor Leste masihlah sama.


Sumber : kain-tenun-tais-belu





Aka Bilan

Berlibur ke Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Atambua, jangan lupa mencicipi kuliner olahan sagunya yakni Aka Bilan, yang tak kalah menggugah selera. Aka Bilan sudah menjadi salah satu makanan khas dari Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Makanan ini merupakan olahan sagu yang di bakar dengan cara yang masih tradisional. Menariknya, sagu bakar ini sudah menjadi salah satu makanan pokok masyarakat setempat. 

Proses memasaknya pun cukup sederhana, dengan mengunakan bahan- bahan seperti tepung sagu, kelapa juga gula. Aka Bilan dimasak dengan menggunakan tungku, adonan sagu di pipihkan dan ditutup dengan daun pisang selama beberapa menit, diatas kayu bakar. 

Aka Bakar pun siap disantap. Untuk kamu yang ingin mencicipi kuliner dengan citarasa gurih ini, bisa datang ke Pasar Senggol, alun- alun Atambua pada sore hari. Yang dijual dengan harga Rp 5.000 per porsinya. Masyarakat setempat biasa mengkonsumsi makanan ini dengan secangkir teh hangat atau pun kopi dikala santai. Namun tak jarang juga ada yang menyantapnya bersama dengan kuah sayur asam.



Sumber : aka-bilan





 

Senin, 31 Oktober 2022

Bandar Udara AA Bere Tallo

Bandar Udara A.A. Bere Tallo, sebelumnya dikenal sebagai Bandar Udara Haliwen (IATA: ABU) ICAO: WATA], sebelumnya WRKA) adalah bandar udara yang terletak di Kelurahan Manumutin, Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.600 x 30 m. Landasan pacu di bandar udara ini sedang diperpanjang menjadi 2300m. Jarak dari pusat kota sekitar 4 km.

Bandara ini merupakan salah satu dari 2 bandara di Pulau Timor. Yang satunya lagi adalah Bandar Udara Internasional El Tari Kupang.

Sejarah                                                                                                                                                Bandar Udara A. A. Bere Tallo Atambua sudah ada sejak zaman kolonialisme Jepang, yaitu sekitar tahun 1940-an. Namun Bandara tersebut masih berlandas rumput dengan ukurannya 800×23 meter. Pada tahun 1972 diperbaiki  panjangnya menjadi 900×23 meter dengan perkerasan batu. Tahun 1974 landing pertama  pesawat Merpati dan 1979 diikuti dengan pendaratan pesawat dari maskapai DAS dan MAF. Perkembangannya dari tahun ke tahun bandara udara ini terus dibenahi hingga saat ini panjangnya  mencapai 1200×30 meter.

Bandar A.A.Bere Tallo pun  kini telah dilengkapi dengan fasilitas kecanggihan komputer peralatan navigasi untuk dapat mencatat dan merekam setiap penerbangan pesawat  dari Kupang - Atambua dan sebaliknya. Adapun lampu landasan di areal Bandar Udara A.A.Bere Tallo. Bandar Udara A.A.Bere Tallo meski kelihatannya kecil tetapi indah dan cantik. Misinya, yakni menciptakan pelayanan publik serta utamakan keselamatan dan tidak boleh ada kecelakaan penerbangan.


Sumber : Bandar_Udara_A._A._Bere_Tallo



 

Ikan Kuah Asam khas NTT

Kuliner Ikan Masak Kuah Asam menjadi salah satu kuliner khas atambua atau Makanan Khas Atambua yang cukup berbeda dari makanan khas atambua lainnya. Makanan ini banyak dicari oleh banyak orang jika berkunjung ke Atambua.

Ikan Masak Kuah Asam Ini adalah salah satu kuliner modern yang ada di sebuah rumah makan yang terkenal di kota ini. Bahan bakunya adalah ikan yang masih segar dan diolah dengan racikan bumbu yang khas dan lezat. Masyarakat Atambua yang meracik bumbu-bumbunya. Kuahnya dibuat dari kaldu ikan segar yang ditambah dengan potongan kunyit, bawang putih, daun jeruk, tomat kecil, garam, gula dan daun kemangi.

 Untuk bisa menikmati kuliner yang lezat ini kalian harus membayar sebesar 50.000 rupiah per porsinya. Untuk bisa menikmati kuliner Ikan Masak Kuah Asam, kalian bisa berkunjung ke Rumah Makan yang terletak di Jalan Moruk Pasunan, Kota Atambua, Kabupaten Belu.

Tidak hanya menu itu saja, di tempat ini juga ada menu lain seperti ikan bakar kakap, cumi, udang, lobster, kepiting dan aneka minuman segar.


Sumber : makanan-khas-atambua-

Jagung Bose

Jagung Bose, itulah nama kuliner khas NTT yang berbahan dasar jagung. Kuliner ini bukanlah satu-satunya kuliner khas NTT. Masih banyak kuliner khas yang lain. Namun, pada kesempatan ini, pembaca akan digiring untuk mengenal lebih jauh apa itu jagung bose dan seperti apa kelezatannya.

Jagung Bose ternyata mengandung karbohidrat yang bisa dijadikan pengganti nasi. Selain jagung, kacang-kacangan seperti kacang tanah dan kacang merah menjadi bahan campuran dalam pengolahan kuliner Jagung Bose. Tidak lupa, santan kelapa ikut menambah cita rasa gurih Jagung Bose.

Selain disajikan dalam acara perhelatan besar di setiap daerah di NTT, Jagung Bose juga masih bisa dijumpai di sejumlah rumah warga. Jagung Bose sering diolah sesuai selera menjadi makanan lezat yang tidak hanya disukai orang-orang dewasa, namun juga anak-anak.

Bagi Anda yang berniat untuk diet, tak ada salahnya jika Anda mencoba mengonsumsi Jagung Bose ini. Cara memasaknya pun lebih mudah dan sangat praktis.

Untuk lebih memahami bahan dan pembuatan Jagung Bose, Ada baiknya Anda mencermati sajian berikut. Bahan utama yang harus Anda persiapkan sebelumnya adalah air secukupnya, jagung tidak manis sesuai selera Anda, kacang merah yang telah direndam semalaman, santan kelapa. Selain itu, Anda bisa menyiapkan garam secukupnya sesuai kebutuhan dan labu manis. Jika Anda ingin menambah daging, itu bisa saja dilakukan selama Anda menyukainya.

Rumah Adat Musalaki

Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi yang berada di Indonesia yang terbagi menjadi beberapa pulau yang berbeda-beda. Karena banyaknya pulau itulah yang menjadikan provinsi Nusa Tengara Timur bisa mempunyai banyak perbedaan dan contohnya adalah suku hingga rumah adat. Beberapa suku yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Timur adalah seperti suku Antoni, Belu, Lamaholot dan yang lainnya. Setiap suku yang berbeda tersebut memiliki desain dan bentuk rumah adatnya yang unik dan berbeda.

Sama halnya juga dengan rumah adat Musalaki yang ada pada daerah Nusa Tenggara Timur. rumah adat Musalaki atau Rumah Musalaki adalah rumah tradisional yang bisa dijumpai pada provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Rumah Musalaki adalah sebuah lambang dari provinsi Nusa Tenggara Timur.

Rumah adat Musalaki pada awalnya dipakai sebagai sebuah tempat tinggal bagi kepala suku dari beberapa suku yang ada di Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, desain dari rumah adat Musalaki terus digunakan sebagai salah satu acuan desain utama bangunan pemerintahan seperti kantor Kelurahan, Kecamatan hingga Kabupaten pada provinsi Nusa Tenggara Timur.

  •  Sejarah Rumah Adat NTT                                                                                                                      Dalam sejarahnya, rumah adat Musalaki adalah rumah adat asli dari masyarakat suku Ende Lio. Nama rumah adat Musalaki tersebu berasal dari sebuah kata dalam bahasa tradisional Ende Lio yaitu Mosa yang dimaksud sebagai Ketua dan Laki yang memiliki arti adat. Apabila kata tersebut digabungkan maka akan menjadi “Ketua Adat” karena rumah Musalaki merupakan sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal utama dari Kepala Suku dalam masyarakat suku Ende Lio.
  • Fungsi Rumah Adat NTT                                                                                                                        Seperti yang sudah disebutkan di atas, fungsi utama dari rumah adat NTT adalah untuk menjadi tempat tinggal dari kepala suku, terutama suku Ende Lio. Tidak hanya itu saja, rumah adat ini juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan berbagai ritual seperti upacara adat, musyawarah dan kegiatan yang lainnya.


Sumber : rumah-adat-ntt

Tugu Perbatasan Indonesia dan Timor Leste

Perbatasan Indonesia–Timor Leste mencakup perbatasan darat dan maritim antara Indonesia dan Timor Leste. Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste merupakan sejarah panjang antara Portugis dan Belanda. Pulau Timor dijajah oleh dua bangsa Barat: Timor bagian barat dijajah oleh Belanda, sedangkan Pulau Timor bagian timur dijajah oleh Portugis. Hal yang menarik bagi Belanda dan Portugis untuk berkuasa di Pulau Timor adalah kayu cendana yang pada waktu itu menjadi komoditas dagang yang istimewa. 

Perbatasan darat Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste adalah antara Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka, dengan daratan utama Timor Leste, sementara itu ada pula perbatasan antara Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang, dengan eksklave Oecussi-Ambeno. Panjang perbatasan darat ini adalah 268,8 km. Sementara itu, perbatasan maritim Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste adalah di Laut Timor.

Lintas Perbatasan 

  • Monumen pertama perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste, terdapat di Motaain, Kabupaten Belu.
  • Fasilitas Lintas Batas antara Indonesia dan Timor Leste sebelum dibangunnya PLBN Motaain
  • Fasilitas Lintas Batas antara Indonesia dan Timor Leste kini

Aktivitas lintas batas antara Indonesia dan Timor Leste tidak membutuhkan Visa bagi warga Indonesia dan Timor Leste. Timor Leste sendiri baru membebas-Visa-kan warga Indonesia yang hendak berkunjung ke Timor Leste.

Antara Indonesia dengan daratan utama Timor Leste, ada 2 Pos Lintas Batas Negara utama yang bisa dilewati, yaitu PLBN Terpadu Motaain di Tasifeto Timur dan PLBN Motamasin di Kobalima Timur.

Sementara itu, antara Indonesia dengan eksklave Oecusse, ada 1 Pos Lintas Batas Negara utama yang bisa dilewati, yaitu PLBN Wini di Insana Utara.

Selain ketiga PLBN utama tersebut, ada pula beberapa pos lintas batas kecil antara kedua negara ini.


Sumber : _Indonesia–Timor_Leste

Kain tenun Tais Belu

Festival Wonderful Indonesia di PLBN Motaain menjadi etalase terbaik kain tenun Atambua. Digelar 17-18 Agustus 2019, beragam corak dan motif...